Batik di Lumajang sedang naik daun, dengan di resmikannya batik pasir khas Lumajang, maka bertumbuhlah sentra-sentra batik termasuk di Banjarwaru. Batik Cahaya didirikan oleh Ibu Sri Chomsatun, pendiri dan ketua Lembaga Pendidikan Cahaya Kurnia Bangsa, sudah ada sejak tahun 2017 melalui swadaya Lembaga Pendidikan ini. Dengan tujuan ingin mengembangkan Batik di Banjarwaru, diajukanlah anggaran yang bisa memberi pelatihan membatik untuk Penggerak PKK dan Kader Posyandu serta warga Banjarwaru yang mau belajar membatik. Anggaran yang diperoleh digunakan untuk menambah jumlah peralatan membatik guna meningkatkan kualitas hasil kain batik yang dipasarkan.
Batik tulis menjadi pilihan produk yang sekarang dipasarkan. Adapun anak didik Kejar Paket C yang telah lulus di Lembaga Pendidikan Cahaya Kurnia Bangsa, Tim Penggerak PKK, Kader Posyandu dan beberapa warga Desa Banjarwaru yang sudah bisa membatik adalah yang mengerjakan semua pesanan yang masuk di Batik Cahaya. Saat ini pekerja di Batik Cahaya berjumlah 20 orang dengan jumlah produksi 15 sampai 20 lembar kain batik per minggu. Bu Sri melalui lembaganya juga memberikan pelatihan membatik di beberapa Desa, Di Desa Banjarwaru sendiri pelatihan membatik dilakukan setiap Hari Selasa, Rabu, dan Jum'at pagi.
“Saya merasa terpanggil, memberi pelatihan keterampilan kepada warga Banjarwaru untuk meningkatkan perekonomian di Banjarwaru,” kata Bu Sri Chomsatun.
Batik Cahaya mendapatkan anggaran pelatihan dari Direktorat Jenderal Pendidikan melalui Lembaga Cahaya Kurnia Bangsa. “Harapan saya dengan diadakannya pelatihan ini agar anggota pelatihan dapat mendirikan home industry dan menciptakan lapangan kerja baru di Desa Banjarwaru.” lanjut beliau. Ke depannya Batik Cahaya akan bekerjasama dengan BUMDes Sangku Banjarwaru di unit perdagangan BUMDes tersebut, dimana batik itu akan dipasarkan, juga produk hasil dari masyarakat Banjarwaru untuk membantu meningkatkan perekonomian warga di Desa Banjarwaru. (gfa) & (mk)
0 Komentar